Kios Pulsa – Kisah Nabi Nuh dan bahteranya, mengajarkan kesabaran dalam memerangi kejahatan dan kemusyrikan

Kiospulsamagetan.com – Kisah Nabi Nuh dan bahteranya, mengajarkan kesabaran dalam memerangi kejahatan dan kemusyrikan

#Kisah #Nabi #Nuh #dan #bahteranya #mengajarkan #kesabaran #dalam #memerangi #kejahatan #dan #kemusyrikan

Menceritakan kisah para nabi dan rasul kepada anak, termasuk kisah Nabi Nuh, merupakan bagian dari menanamkan ilmu agama kepada anak kecil.

Pentingnya menceritakan kisah Nabi Nuh kepada anak-anak, karena Nabi Nuh merupakan salah satu dari lima nabi yang mendapat gelar ulul azmi.

Artinya Nabi Nuh termasuk di antara para nabi dan rasul pilihan Allah SWT karena kesabaran dan ketabahannya yang luar biasa.

Bahkan Nabi Nuh Amerika Serikat telah berdakwah selama tahun untuk membela agama Allah.

Nabi Nuh juga dikaruniai oleh Allah beberapa sifat yang harus ada pada seorang nabi, yaitu kefasihan dan keteguhan dalam perkataannya.

Nabi Nuh juga pandai bersyukur, bijaksana dan sabar dalam berdakwah. Nabi Nuh juga dikenal sebagai nabi yang membela dan melindungi yang lemah, miskin, dan tertindas.

Meskipun tidak diketahui secara pasti kapan Nabi Nuh hidup, menurut riwayat, diperkirakan ia hidup sepuluh generasi atau satu abad setelah Hazrat Adam.

Kisah Nabi Nuh dijelaskan dalam Al Quran, Allah SWT berfirman:

Kami mengirim Nuh kepada kaumnya, dan dia tinggal di antara mereka selama seribu tahun lima puluh tahun, dan kemudian badai menerpa mereka saat mereka melakukan kesalahan.

Ini berarti:

“Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, dan dia tinggal bersama mereka kurang dari seribu lima puluh tahun.

Badai besar menimpa mereka, dan mereka berlaku zalim (QS Ankabut, ).

Menurut sebuah artikel di Learning Religions, Nabi Nuh dan kaumnya diyakini pernah hidup di bagian utara Mesopotamia kuno.

Ini adalah daerah yang kering dan gersang beberapa ratus kilometer dari laut.

Disebutkan juga dalam Al-Quran bahwa kapal tersebut mendarat di “Gunung Judi” (Quran :), yang diyakini banyak Muslim berada di Turki.

Semasa hidupnya, Nuh sendiri telah menikah dan memiliki orang putra. Yuk simak lebih dekat kisah Nabi Nuh yang bisa menjadi contoh untuk buah hati Anda!

Baca juga: Nama Nabi Bisa Jadi Kisah Inspiratif Si Kecil

Kisah Nabi Nuh Berdakwah Menentang Kejahatan dan Syirik

Foto: Kisah Nabi Nuh Berdakwah Menentang Kejahatan dan Syirik

Foto: freepik.com

Dalam kisah Nabi Nuh, ia diutus oleh Allah SWT untuk mengajak Bani Rasib ke tauhid yang konon saat itu telah jatuh ke dalam kemusyrikan.

Orang-orang ini hidup dengan menyembah berhala dalam bentuk patung dan percaya bahwa hal itu akan membawa kekayaan dan berkah bagi mereka.

Banu-Rasib juga sering dikatakan jahat dan durhaka.

Suku Bani Rasib pada mulanya merupakan suku yang beriman kepada Tuhan. Di antara mereka ada lima orang soleh yang patut diteladani dan sangat disegani oleh masyarakat di sana.

Lima orang bernama Wad, Suwaa, Yaqut, Yaug dan Nasr.

Namun suatu ketika ketika mereka berlima meninggal, masyarakat Bani-Rasib merasa kehilangan dan berinisiatif membuat patung atau berhala.

Namun seiring berjalannya waktu, sikap Bani Rasib semakin jauh dari ajaran Allah dan menjadikan patung-patung itu sebagai ibadah.

Bahkan, Bani Rasib telah kehilangan iman kepada Allah SWT selama beberapa generasi.

Nabi Nuh juga mengingat kesalahan Bani Rasib yang hidup di antara mereka dan mengajak mereka beriman kepada Tuhan.

Namun, undangan Nuh ke Amerika Serikat tidak berhasil, dan Nuh hanya memiliki sedikit pengikut di Amerika Serikat pada saat itu.

Bahkan Bani-Rasib semakin tenggelam dalam kesesatan dan kesombongan.

Ketika Nabi Nuh mengajak umat Bani Rasib untuk kembali ke jalan Allah, Nabi Nuh malah dihina dan dakwahnya dicemooh.

Tantangan dakwah kepada Nabi Nuh semakin berat.

Akhirnya Allah Ta’ala memerintahkan Nabi Nuh (a.s.) untuk membangun bahtera atau bahtera yang sangat besar untuk melindungi Nabi Nuh dan kaum Bani Rasib dari musibah besar.

Peringatan Nabi Nuh ini justru dianggap lelucon oleh Bani Rasib.

Mereka menentang Nabi Nuh: “Wahai Nuh, kamu memang telah berdebat dengan kami.

Anda memperpanjang protes Anda terhadap kami, jika Anda termasuk orang benar, beri kami hukuman yang Anda ancam!”

Kemudian Nuh menjawab: “Jika Dia menghendaki hukuman itu, hanya Tuhan yang akan memberikannya kepadamu, dan kamu tidak akan pernah diselamatkan.”

Baca juga: Aplikasi Belajar dan Kisah Nabi untuk Anak

Kisah Nuh dan bahteranya

Foto: bahtera Nuh.jpg

Foto: freepik.com

Setelah menerima perintah Allah untuk membangun bahtera, Nabi Nuh mengumpulkan para pengikutnya dan mereka mulai membangun bahtera.

Namun apa yang dilakukan Nabi Nuh dan para pengikutnya justru menjadi bahan ejekan dan ejekan.

Nabi Nuh berkata kepada orang-orang yang mengejeknya: “Jika Anda mengejek saya dan mereka yang bersama saya sekarang, kami akan segera mengejek Anda, karena saya tahu siksaan dan kehancuran yang akan datang kepada Anda.

Ketahuilah bahwa di akhirat kelak kamu akan mengalami siksaan yang menghinakan di dunia ini serta siksaan yang kekal.

Kemudian olok-olok selesai dan Nuh beserta para pengikutnya menyiapkan semua perbekalan.

Tidak hanya itu, Allah memerintahkan Nabi Nuh untuk membawa berbagai hewan jantan dan betina secara berpasangan.

Setelah semua alat pertahanan siap, Nabi Nuh berkata kepada para pengikutnya:

“Masuklah kapal dengan menyebut nama Tuhan sambil berlayar dan berlabuh. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Kemudian Allah berfirman: “Demikianlah Kami bukakan pintu-pintu langit dengan air hujan.”

Kami mengeluarkan beberapa mata air dari bumi, dan kemudian air itu berkumpul untuk tujuan tertentu.”

Dalam waktu singkat, hujan turun selama hari malam, kemudian seluruh kota dan desa tergenang air.

Akibat bencana ini, jeritan dan jeritan manusia terdengar di mana-mana.

Akibat air yang meluap, mereka kemudian panik karena kemanapun mereka lari, air menangkap dan menenggelamkan mereka.

Saat itu, tidak ada tempat berlindung dari badai dahsyat kecuali bahtera Nuh yang penuh dengan orang-orang beriman, dan beberapa makhluk yang diselamatkan oleh Nabi Nuh atas izin Allah.

Bani-Rasib benar-benar menghancurkan badai dahsyat itu.

Namun saat terjadi bencana besar tersebut, Nabi Nuh juga kehilangan putranya yang bernama Kanan.

Ia bahkan memerintahkan putranya untuk segera naik ke kapal bersama kerabat dan pengikutnya.

Namun Kanaan malah menolak dan memilih berlindung di sebuah gunung yang diyakininya bisa menyelamatkannya dari banjir.

Nabi Nuh sangat kesal dengan sikap keras kepala anaknya. Akhirnya, Kanan tenggelam bersama penindas Bani Rasib. Semuanya terbunuh oleh banjir besar.

Meski sedih penindas lainnya, Bani Rasib, meninggal sebagai korban badai besar, Tuhan memerintahkan bumi dan langit untuk berhenti menunaikan tugasnya.

“Wahai bumi, telanlah airmu; dan hai langit (hujan), berhentilah.’

Kemudian air surut dan kapal berlabuh di Judy Hill dan memulai hidup baru.

Baca juga: Baca kisah dan mukjizat Yesus untuk si kecil, Moms!

Pelajaran dari kisah Nuh

Foto: Pelajaran dari kisah Nuh

Foto: freepik.com

Dari kisah Nabi Nuh, para ibu bisa mengajarkan kepada anaknya tentang kesabaran dan keteguhan Nabi Nuh dalam beribadah kepada Allah SWT.

Selain itu, sebagai seorang Muslim, semua orang harus percaya bahwa janji Allah itu benar dan bahwa Allah SWT hanya akan menyelamatkan orang-orang yang saleh.

Selain itu, selamat tidaknya seseorang tidak bergantung pada garis keturunan atau keturunan Nabi, tetapi pada rahmat Allah.

Jika seseorang tidak takut akan Tuhan Yang Maha Esa, nasibnya akan menjadi korban badai dahsyat seperti Kanaan putra Nuh.

#Kisah #Nabi #Nuh #dan #bahteranya #mengajarkan #kesabaran #dalam #memerangi #kejahatan #dan #kemusyrikanKisah Nabi Nuh dan bahteranya, mengajarkan kesabaran dalam memerangi kejahatan dan kemusyrikan